Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Usaha Budidaya Kroto di desa

awandroid.com Kroto adalah anak semut rangrang yang berwarna putih, kroto ini dapat dikatakan merupakan makan pokok untuk beberapa jenis hewan peliharaan seperti burung kicau maupun untuk jenis binatang lain pemakan serangga. Sejak dari dulu kroto sudah banyak dicari oleh orang-orang, baik untuk dijual maupun untuk dikonsumsi oleh hewan peliharaan mereka.

kebutuhan kroto untuk pakan burung berkicau masih sangat besar. Namun, yang saya sayangkan, kebanyakan kroto yang dijual di toko pakan adalah hasil tangkapan liar bukan karena budidaya. Padahal, jika ditangkarkan, kroto-kroto ini tidak membutuhkan perawatan yang ribet dan cenderung mudah. 

Nah, bagi Anda yang ingin mencoba peluang usaha budidaya kroto di di desa, berikut ini merupakan cara membudidayakan kroto

1. Persiapkan Tempat Untuk Budidaya Semut Rangrang

Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah menyiapkan tempat untuk sarang semut rangrangnya. Sarang inilah yang nanti digunakan sebagai tempat berkembang biak semut rangrang. Anda dapat menggunakan media toples, paralon atau besek bambu.

2. Persiapan Bibit Semut

Biasanya bibit koloni semut rangrang didapat melalui perburuan di alam bebas atau kita juga bisa membelinya dari peternak lain. Umumnya, bibit semut rangrang dijual dalam kemasan toples ataupun botol plastik bening yang dibanderol dengan harga relatif mahal. Untuk mendapatkan bibit dalam satu botol plastik berukuran 1 liter, kita harus mengeluarkan modal antara Rp 150.000 hingga Rp 200.000,-

3. Pembuatan Sarang Semut

Meskipun dapat dibuat dari berbagai material, tapi sebagian besar peternak lebih memilih menggunakan paralon sebagai media ternak kroto. Pilihan ini disebabkan paralon dianggap lebih praktis dan fleksibel dengan perawatan yang mudah.

4. Pilih Bibit Kroto Berkualitas

Cari dan pilih bibit semut rangrang merah yang berkualitas. Anda dapat mencari di alam liar, namun perlu diingat perhatikan cara mengambilnya jangan sampai merusak sarang semut rangrang. Karena ini dapat membahayakan koloni semut rangrang merah tersebut, sebaiknya Anda memotong rantingnya supaya aman. Ambil sarang hanya yang didalamnya terdapat krotonya saja, mengambil bibit di alam liar memang membutuhkan usaha lebih dan kerja keras.

5. Pakan Kroto

Ada beberapa jenis pakan untuk ternak kroto, seperti misalnya jangkrik, ulat, belalang, cecak, dan hewan kecil lainnya. Kita juga bisa memberikan daging ayam rebus agar tidak membusuk dan berbau.

Selain itu, alternatif pakan semut rangrang adalah tulang-tulangan, namun perhatikan untuk pemberian tulang sapi atau kambing harus dipecahkan hingga sumsumnya keluar. Pakan seperti ini berfungsi sebagai asupan protein dan lemak bagi kroto.

6. Cara Panen Kroto Rumahan

Kroto bisa dipanen setelah 15-20 hari. Namun sebaiknya pada 6 bulan pertama dari awal pengembanganbiakan jangan dipanen terlebih dulu. Ini bertujuan supaya semut rangrang menjadi bertambah banyak dan panen dapat stabil menjadi 2 kali dalam sebulan.

Saat panen Anda siapakan 2 wadah baskom, taburi tepung agar semuat tak bisa naik saat dituang ke baskom. Pakai sarung tangan saat ambil sarangnya dan letakkan di wadah, semut akan tersaring dengan sendirinya. Setelah itu kembalikan sarang pada kandangnya.

Demikian Usaha Budidaya Kroto di desa dengan metode seperti ini bisa dipanen sebanyak dua kali setiap bulannya. Bahkan, kita juga bisa mengaturnya menjadi setiap hari dengan mengombinasikan jumlah sarang dan siklus panen pada tiap koloni. 

Post a Comment for "Usaha Budidaya Kroto di desa"